Rabu, 25 Januari 2017

Catatan Minggu-1 Martikulasi batch #3 di Institut Ibu Profesional

Thanks God..kesampaian juga bisa ikut Institut Ibu Profesional (IIP), sudah sejak setahun yang lalu pengen ikut tapi ndak pernah jadi..abis dulu info pembukaan kelas matrikulasinya belum sejelas ini :D

Saat ini minggu-1 kelas berjalan. Materi awalnya adalah Adab Menuntut Ilmu. Saya review materinya dikit yaa..Mengapa diberikan di awal? Agar tidak terburu-buru fokus menuntut ilmu, melainkan belajar etika dalam menuntut ilmu. Saya menggaris bawahi kalimat dalam materi ini "Banyak diantara kita terlalu buru-buru fokus pada suatu ilmu terlebih dahulu, sebelum paham mengenai adab-adab dalam menuntut ilmu.Padahal barang siapa orang yang menimba ilmu karena semata-ata hanya ingin mendapatkan ilmu tersebut, maka ilmu tersebut TIDAK AKAN BERMANFAAT BAGINYA, namun barangsiapa yang menuntut ilmu karena INGIN MENGAMALKAN ILMU tersebut, niscaya ILMU YANG SEDIKITPUN AKAN SANGAT BERMANFAAT BAGINYA."

Disinilah titik poin pencerahan bagi saya, bahwa seharusnya menuntut ilmu harus dibarengi motivasi ingin berbagi ilmu juga kepada orang lain agar merekapun mendapat manfaatnya, bukannya mo jadi pinter sendiri hehehehehe..Saya jadi membayangkan orang yang rajin menuntut ilmu tapi tidak mau berbagi seperti orang yang isi kepalanya sudah penuh dengan ilmu, makin lama kepalanya makin membesar dan tidak proposional lagi dengan bentuk badannya akhirnya ambruk karena tidak kuat menopang kepala yang terlalu besar wkwkwkwwkwk..

lanjuuut...

Adab dalam menuntut ilmu ada 3, yaitu adab pada diri sendiri, terhadap guru (penyampai sebuah ilmu) dan adab terhadap sumber ilmu itu sendiri.

1. Adab pada diri sendiri dalam hal ini menyangkut sikap hati yang benar, bersedia belajar dan tidak menganggap diri sebagai yang paling tahu dan paling benar. Kalau sikap hati sudah tidak benar maka ilmu bisa terhalang masuk ke dalam hati. Selalu bergegas, mengutamakan waktu dalam menuntut ilmu. Menuntaskan ilmu yang sedang dipelajar dengan cara mengulang-ulang, membuat catatan penting dan menuliskannya kembali (seperti yang sedang saya lakukan sekarang ini,cieeeey...) termasuk juga bersungguh-sungguh mengerjakan tugas yang diberikan.

2. Adab terhadap guru misalnya menaruh hormat pada guru  dengan sepenuh hati juga senantiasa mendekatkan diri pada Sang Pemilik Ilmu. Tidak mendahului guru saat memberi penjelasan, menjawab pertanyaan/memotong pembicaraan guru.Penuh perhatian terhadap apa yang disampaikan guru. Sangat perlu meminta keridhaan guru, ketika ingin menyebarkan ilmu yang disampaikan baik secara lisan atau tulisan dengan cara meminta ijin. Kalau sudah dapat ijin baru deh ilmunya disebarkan dengan mencantumkan nama guru sebagai bentuk penghormatan kita.

3. Adab terhadap sumber ilmu misalnya tidak melakukan penggandaan, membeli dan mendistribusikan untuk kepentingan komersiil, sebuah ilmu tanpa ijin dari penulisnya, tidak mendukung perbuatan pada plagiator dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan atau keluarga.Ini yang lucu dan sering banget aku temukan "copas dari grup sebelah" ternyata ini tidak benar jika tidak mencantumkan sumber ilmunya dari mana..ulala..saya juga baru tahu hehehehe besok kalo nemu yang ginian lagi kutegur baik-baik deh "si pelaku copas" :). Daaaan udah tahu kan ya kalo akhir-akhir ini banyak banget berita hoax yang tersebar didunia maya? naah agar kita terhindar dari kebiasaan menyebar berita hoax atau menjadi korbannya, sangat perlu menerapkan "sceptical thinking" dalam menerima sebuah informasi. Jangan mudah percaya sebelum paham bener sumber ilmunya meskipun berita itu baik.

Itu tadi sekilas tentang materi yang kami dapat ( kalau ada perbedaan kata-kata dalam materi aslinya itu karena saya campur dengan bahasa saya sendiri agar lebih mudah saya pahami yaa..

MENJAWAB NICE HOMEWORK (NHW) :

1. Jurusan ilmu yang akan saya tekuni di universitas kehidupan ini :
    Ilmu parenting, termasuk juga didalamnya  ilmu manajerial dalam mengatur rumah tangga :)

2. Alasan terkuat sehingga ingin menekuni ilmu tersebut :
    Karena anak-anak kami semuanya homeschooling, hal ini berarti kami akan banyak menghabiskan     waktu bersama anak-anak. Kalau tidak punya ilmu parenting yang cukup bisa kelar hidup                   sayaah..hahahaha..

3. Strategi menuntut ilmu yang akan saya rencanakan dibidang tersebut :
    ikut seminar2 dan baca buku2 seputar parenting. Kalau ada rejeki lebih rencananya mau sekolah         lagi ngambil studi tentang Psikologi Anak. Tapi berhubung belum punya hepeng, yooo....kuliah           online dulu aja di IIP :) Oh ya, saya buat action point bulan ini mo baca 3 judul buku ( supaya tidak     terasa berat, saya bagi sekian halaman per hari sesuai jumlah halaman bukunya). Ini dia buku-buku     yang sedang saya baca :



4. Perubahan sikap yang saya perbaiki berkaitan dengan adab menuntut ilmu :
    - Belajar bukan untuk jadi pinter dewe, melainkan berbagi agar memberi dampak bagi hidup orang       lain.
   - Memiliki sikap hati yang benar dan kerendahan hati untuk mau belajar. 

Rabu, 04 Januari 2017

Strategi Mengurangi Kebiasaan Nonton TV



Awal tahun 2017 ini kami mulai dengan satu langkah kecil mengurangi jam nonton tv untuk Jojo : memindahkan TV ke ruangan lain.Ruangan ini kami satukan dengan ruang kerja kami dan didalamnya TIDAK ADA KASUR :D

Penampakan saat TV masih ada di ruang keluarga :

penakeeeee...bisa leyeh2..males2an..xixixixi...gimana tidak ketagihan nonton coba?? dan beginilah penampakan setelah TV di pindah ke ruang kerja :


dan untuk ruang keluarga sendiri, kami jadikan pojok baca buat Jojo dan Junior sekaligus tempat dia berkarya (menggambar).Beginilah hasilnya :















Selain memindahkan TV, antenanya tidak kami pasang lagi sehingga tidak bisa dipakai menonton acara di stasiun televisi melainkan hanya bisa menonton video saja.Langkah ini kami lakukan setelah melihat Jojo makin lengket dengan TV dan jadi malas membaca. Tidak jarang juga kami lihat dia kurang fokus kalau diberi instruksi. Udah gitu dia hafal hampir semua jam tayang film-film kesukaannya di TV padahal tidak semua tayangan di TV layak di tonton oleh anak seusia dia, sekalipun itu tayangan untuk anak-anak.  Mmm..dia sih memang tidak terus-terusan nonton yaa..karena tetap diselingi dengan aktivitas menggambar, tapi tetap aja ada dampak negatifnya seperti yang kusebutkan diatas.

Ini adalah hari ketiga kami hidup tanpa menonton siaran TV. Kalo Jojo ingin menonton kami kasih pilihan aja untuk menonton film/video yang ada di file itupun tidak lama karena dengan sendirinya dia juga tidak betah karena hanya bisa duduk di sofa, tidak bisa tiduran di kasur. Beberapa kali dia sempat merengek minta nonton Ipin Upin kesukaannya, kasian juga sebenarnya tapi pelan-pelan kami kasih pengertian aja bahwa banyak menonton TV  tidak bagus untuknya, bisa-bisa tidak kreatif lagi menggambarnya.Syukurlah dia bisa memahaminya.

Sebenarnya kami tidak anti dengan TV koq, sebab cukup banyak manfaat yang Jojo dapatkan melalui aktivitas menonton TV seperti : kosakatanya bertambah, ide-ide untuk menggambar tidak jarang dia dapat  dari TV, mengenal bentuk angka dan akhirnya bisa membaca juga karena ada "andil" dari TV.
Tetapi yang namanya layar digital entah TV atau gadget kalau kebanyakan di konsumsi sangat berdampak buruk bagi perkembangan otak mereka .

Selama tidak menonton TV beberapa hari ini kami biarkan Jojo bermain diluar dengan teman-temannya toh dunia anak adalah dunia bermain dan mereka harus banyak bermain bukan? Biarkanlah dia mengembangkan imajinasinya dengan aktivitas bermain dengan teman-temannya. Selain itu kami gantikan juga dengan lebih banyak mengobrol dengan Jojo, mengajaknya membaca dan juga belajar mengurangi "kencan" kami dengan gadget. Belum sepenuhnya berhasil memang, laah baru juga jalan 3 hari :D saat tidak ada aktivitas lain, tidak jarang dia beralih ke game/youtube digadget..fiiiiuuuuhhhh...:D

Sungguh bukanlah hal mudah menjalani ini semua, butuh konsistensi tapi juga fleksibilitas agar tidak kaku. Kami bersyukur bahwa Jojo sampai saat ini tetap menunjukkan ketaatan pada otoritas orangtuanya sehingga tidak memaksa kami untuk memasang antena agar dia bisa menonton siaran TV lagi. Kelak kau akan semakin mengerti bahwa ini semua juga demi kebaikanmu anakku..we love u..